ketika anda meminta sesuatu, anda tidak akan serta-merta mendapatkanya, cara yang paling mungkin adalah dengan usaha, plus kekuatan doa.mintalah apa yang paling anda inginkan, dan impikan bahwa itu adalah milik anda, maka anda akan memilikinya.

Kamis, 20 Januari 2011

Sebuah Kisah Cinta Sejati dari Negeri Cina

Cerita inspiratif berikut saya dapatkan dari email seorang teman. Kisahnya sangat menyentuh dan sekaligus meyakinkan kita bahwa cinta sejati itu tidak akan pernah mati walau pelakunya sudah meninggalkan dunia yang fana sekalipun…. Cinta sejati itu akan terukir abadi selamanya….
Semoga kisah cinta berikut ini dapat menjadi tauladan bagi kita semua dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh liku dan tantangan….

Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari Cina dan langsung menyentuh seisi dunia. Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.

Laki-laki Cina berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya.

50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin….

Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak….

Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua. Maka untuk menghindari gosip murahan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.

Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka.
Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan ia berulang-kali bertanya, “Apakah kau menyesal?”
Liu selalu menjawab, “Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik.”

Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar istrinya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.

Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan eksplorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.

Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, “Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.”

Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladang. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai sang istri, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, istrinya.

“Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai aku meninggal, sekarang kau telah mendahuluiku, bagaimana aku akan dapat hidup tanpamu?”
Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.

Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di Cina, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly. Pemerintah telah memutuskan untuk melestarikan “anak tangga cinta” itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat terus hidup.

Aku Tidak Memilih Menjadi INSAN BIASA

Ini sebuah puisi yang luar biasa, ditulis oleh Den Alfange dari Perancis. Saya terima puisi ini dari saudara saya Dwi Malistyo, seorang ayah dan suami yang memiliki motivasi tinggi untuk mencapai kebebasan finansial dan waktu serta suka menularkan motivasi itu kepada orang-orang di sekitarnya.

Saya tidak tahu siapa yang menyadur atau menterjemahkan puisi ini dari bahasa aslinya, tapi puisi ini juga saya temukan di blognya Yusuf Yudi Prayudi dan di blognya Mas Arie Wibowo

Konon puisi Alfange ini sudah menginspirasi jutaan orang di dunia dan mengubah kehidupan banyak orang. Bacalah berulang-ulang dan resapi maknanya, niscaya Anda pun akan memperoleh inspirasi yang mungkin juga akan mengubah kehidupan Anda ke depan. Selamat berkontemplasi.

Aku Tidak Memilih Menjadi INSAN BIASA

Aku tidak memilih menjadi insan biasa
Memang hakku untuk menjadi luar biasa
Aku mencari kesempatan, bukan perlindungan.
Aku tidak ingin menjadi warga yang terkungkung
Rendah diri dan terpedaya karena dilindungi pihak berkuasa
Aku siap menghadapi resiko terencana
Berangan-angan dan membina
Untuk gagal dan sukses

Aku menolak menukar insentif dengan derma
Aku memilih tantangan hidup daripada derma
Aku memilih tantangan hidup daripada kehidupan yang terjamin,
Kenikmatan mencapai sesuatu, bukan utopia yang basi.
Aku tidak akan menjual kebebasanku,
Tidak juga kemuliaanku untuk mendapatkan derma

Aku tidak akan merendahkan diri
Pada sembarang atasan dan ancaman.
Sudah menjadi warisanku untuk berdiri tegak, megah dan berani
Untuk berpikir dan bertindak untuk diri sendiri
Untuk meraih segala keuntungan hasil kerja sendiri
Dan untuk menghadapi dunia dengan berani dan berkata:
“Ini telah kulakukan!”
segalanya ini memberikan makna seorang insan

Den Alfange
(Perancis)

Cinta Sejati (Kisah Inspiratif)

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9.30 seorang pria berusia 70-an datang utk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi. Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru.

Pekerjaan yg tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter aku memutuskan untuk melakukannya sendiri. Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru.

Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari.

Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakir. Aku sangat terkejut dan berkata, ” Dan bapak masih kesana setiap hari walaupun istri bapak sudah tidak kenal lagi ?”

Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tangan ku sambil berkata, ” Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia kan ?”

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan ku masih tetap merinding, ” Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku. ” Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis.

Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.

Tidak hanya sang pencerita (”Rumaisha”), selesai membacanya mataku pun ikut berkaca-kaca,,,,
dan mulutku berkata “WOW….” kemudian aku tersenyum….! :smile:
Beruntung sekali ya,,,,si nenek,,,,!

Rabu, 19 Januari 2011

Memecahkan Rekor

Setiap orang yang berhasrat besar untuk menjadi manusia yang lebih baik perlu merenungkan kata-kata Stuart B. Johnson berikut
ini: “Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan
rekor kita sendiri, dan untuk melampaui hari kemarin dengan hari ini.”

Dalam era hiper kompetisi dewasa ini, bagaimana kita memahami kalimat yang demikian itu? Bukankah kita harus bersaing dengan orang lain,
dengan siapa saja yang berusaha mengalahkan kita? Jika demikian cara berpikir kita, maka cerita yang dikirim seorang kawan berikut ini
mungkin menarik untuk menjadi bahan renungan.

LOMPATAN SI BELALANG…. .

Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi di antara
sesama belalang yang lainnya. Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat
dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut
belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat
dapat pergi ke sana.

Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut.
Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat
keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang itu
bertanya kepada anjing, “Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”

“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan
sombongnya.

Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia lalu berkata lagi, “Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan.
Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi
diantara kita.”

“Baik,” jawab si anjing. “Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”

Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu
berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut tersebut. Kesempatan berikutnya adalah
si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi
pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun
ternyata gagal pula.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata, “Nah, belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang? Kamu sudah kalah.


“Belum,” jawab si belalang. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan
tantangan kedua?”

“Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing.

Belalang lalu berkata lagi, “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari
seberapa tinggi dia melompat, tapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya.”

Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi
tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian
lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini.
Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum.

“Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si
anjing.

“Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan
standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba
kedua
saya yang menentukan, saya pula yang menang.” “Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang
kemenangan
. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki,
kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri. Iya nggak sih?”

Cerita sederhana di atas pernah membuat saya malu pada diri sendiri. Ketika masih berumur awal 30-an tahun, betapa sering saya
membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain. Membandingkan antara profesi saya dengan profesi si Anu, antara pendapatan saya dan
pendapatan si Banu, antara mobil saya dengan mobil si Canu, antara kesuksesan saya dengan kesuksesan si Danu, dan seterusnya. Hasilnya?
Ada kalanya muncul perasaan-perasaan negatif, seperti iri hati atau kecewa pada diri sendiri, yang menganiaya rasa syukur atas kehidupan.
Namun kala yang lain muncul juga semacam motivasi untuk bisa lebih maju dan
berusaha lebih tekun agar bisa melampaui orang lain (pesaing?).

Belakangan, saya menemukan cara bersaing yang lebih cocok untuk diri sendiri. Saya mulai mengukur kemajuan saya tahun ini berdasarkan
prestasi saya tahun kemarin. Saya tetapkan bahwa tahun ini saya harus lebih sehat dari tahun kemarin; pendapatan dan sumbangan tahun ini
diupayakan lebih tinggi dari tahun lalu; pengetahuan yang disebarkan tahun ini ditingkatkan dari tahun silam; relasi dan tali silahturahmi
juga direntangkan lebih lebar; kualitas ibadah diperdalam; perbuatan baik dipersering; dan seterusnya. Dengan cara ini, saya ternyata lebih mampu mengatasi penyakit-penyakit seperti iri
hati, dengki, dan rasa kecewa pada diri. Berlomba untuk memecahkan rekor pribadi yang baru, melampaui rekor yang tercapai di masa lalu,
ternyata
menimbulkan keasyikan dan rasa syukur yang membahagiakan.

Mungkin benar kata orang bijak dulu: kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, melainkan kemenangan atas hawa nafsu diri
sendiri. Setujukah?

Sumber: Memecahkan Rekor oleh Andrias Harefa.

Menjadi Diri Sendiri

Oleh : Andrie Wongso

Alkisah, di puncak sebuah mercusuar, tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para
nelayan mencari arah dan petunjuk menuju pulang.

Dari kejauhan, pada sebuah jendela kecil di rumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri ke arah mercusuar.
Dia mengeluhkan kondisinya, “Aku hanyalah sebuah lampu minyak yang berada di dalam rumah yang kecil, gelap dan pengap. Sungguh menyedihkan, memalukan,
dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar di atas sana, tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah….Seandainya aku berada di dekat mercusuar itu,
pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk
membawanya pulang ke rumah mereka dan keluarganya.”

Suatu ketika, di suatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya di sana,
penjaga itu meletakkan lampu minyak di dekat mercusuar dan meninggalkannya di samping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali.
Impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya ia bisa bersanding dengan mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat. Karena perbandingan cahaya yang
tidak seimbang, maka tidak seorang pun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan, dari kejauhan si lampu minyak hampir tidak tampak sama sekali
karena begitu lemah dan kecil.

Saat itu, lampu itu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada di tempat yang tepat, yakni di dalam sebuah kamar.
Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu, tetapi di sanalah lebih bermanfaab. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga

bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu kini tahu, sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain,
justru membuat dirinya tidak bahagia dan memiliki arti.


Pembaca yang budiman,
Hidup kita tentu akan menderita jika merasa diri sendiri selalu lebih rendah dan kecil. Maka, tidak akan tenang hidup jika kita selalu membanding-bandingkan
diri sendiri dengan orang lain dan menganggap orang lain lebih hebat. Apalagi, jika kita kemudian secara membuta mencoba menjadi orang lain.
Meniru orang memang sah dan boleh saja. Namun, belajarlah dari orang lain dari sisi yang baik saja, tentu dengan tanpa mengecilkan dan meremehkan diri
sendiri.
Karena itu, apapun keadaan diri, kita harus senantiasa belajar bersyukur dan tetap bangga menjadi diri sendiri. Selain itu, kita juga butuh melatih dan
memelihara keyakinan serta kepercayaaan diri. Dengan menyadari kekuatan dan kelebihan yang kita miliki, dan mau berjuang selangkah demi selangkah menuju
sasaran hidup yang telah kita tentukan, ditambah bekal kekayaan mental yang kita miliki, pastilah kemajuan dan kesuksesan yang lebih baik akan kita peroleh.

Orang Optimis vs Orang Pesimis

ORANG OPTIMIS BUKANLAH ORANG YANG KARENA MELIHAT JALAN MULUS DI HADAPANNYA, TETAPI ORANG YANG YAKIN 100% DAN BERANI
UNTUK MENGATASI SETIAP TANTANGAN YANG MENGHADANG.

Ada 2 macam manusia dalam menyikapi hidup ini, satu sikap orang yang pesimis dan ke-dua adalah orang yang bersikap
optimis.

Tipe pertama orang pesimis, bagi orang pesimis kehidupannya lebih banyak dikuasai oleh pikiran yang negatif, hidup
penuh kebimbangan dan keraguan, tidak yakin pada kemampuan diri sendiri, kepercayaan dirinya mudah goyah dan mudah
putus asa kalau menemui kesulitan atau kegagalan, selalu mencari alasan dengan menyalahkan keadaan dan orang lain
sebagai proteksi untuk membenarkan dirinya sendiri, padahal di dalam dirinya dia tahu bahwa betapa rapuh mentalnya,
orang pesimis lebih percaya bahwa sukses hanyalah karena kebetulan, keberuntungan atau nasib semata.

Tentu orang dengan sikap mental pesimis seperti ini, dia telah mengidap penyakit miskin mental, jika mental kita sudah
miskin, maka tidak akan mampu menciptakan prestasi yang maksimal dan mana mungkin nasib jelek bisa dirubah menjadi
lebih baik.

Tipe ke 2 adalah orang optimis, bagi orang yang memiliki sikap optimis, kehidupannya didominasi oleh pikirannya yang
positif, berani mengambil resiko, setiap mengambil keputusan penuh dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang mantap.
orang optimis bukanlah karena melihat jalan mulus di hadapannya, tetapi orang yang mempunyai keyakinan 100% dalam
melaksanakan apa yang harus diperjuangkan, orang optimis tahu dan sadar bahwa dalam setiap proses perjuangannya pasti
akan menghadapi krikiil -krikil kecil ataupun bebatuan besar yang selalu menghadang!

Orang optimis siap dan berani untuk mengatasi masalah atau kesulitan yang merintanginya, Bahkan disaat mengalami
kegagalan sekalipun tidak akan membuat dia patah semangat, karena dia tau ada proses pembelajaran disetiap kegagalan
yang dia alami.

Tentu orang yang punya sikap mental optimis demikian adalah orang yang memiliki kekayaan mental. dan Hanya orang yang
mempunyai kekayaan mental, yang mampu mengubah nasib jelek menjadi lebih baik.

Jika anda, saya dan kita semua secara bersama-sama mampu membangun kekayaan mental dengan berkesinambungan, mampu
menjalani hidup ini dengan optimis dan aktif, tentu secara langsung akan berpengaruh pada kehidupan kita pribadi
serta kehidupan keluarga, dan dari kehidupan keluarga -keluarga yang semangat, optimis dan aktif akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat secara luas, yang pada akhirnya akan menjadi kekuatan sinergi sebagai kontributor dalam
membangun Indonesia sekaligus mengembalikan jati diri bangsa! Kalau bukan kita yang membangun Indonesia, lalu siapa?

Salam sukses luar biasa !

Andrie Wongso

Pengemis Dan Nasi Bungkus

Ada sebuah kisah menarik tentang tiga orang pengemis yang sedang tiduran di emperan sebuah toko. Karena hari begitu malam dan disertai hujan yang sangat
lebat. Membuat mata mereka begitu mengantuk. Akhirnya mereka tertidur lelap. Esok hari ketika mereka bangun. Mereka dikejutkan karena disamping mereka sudah
ada tiga bungkus nasi yang masih hangat. Entah siapa yang meletakkan nasi tersebut. Yang penting bagi mereka itu adalah karunia dari Tuhan.

Pengemis pertama merasa senang luar biasa. Dan tanpa basa basi. Dia langsung menyantap hidangan pagi itu. Ketika perut sudah kenyang. Dia pun kembali lagi
tidur. Pengemis kedua merasa senang juga. Tapi dia terus bertanya dalam hati siapakah yang bermurah hati mau memberi mereka rejeki di pagi hari ini. Dia pun

melihati nasi tersebut. Isinya pun sederhana sekali. Hanya satu butir telur dan sedikit sayuran. Dan dia bertanya dalam hati, kok bukan ayam. Memberikan reje
ki kok tanggung-tanggung. Sambil terus bertanya dia pun menghabiskan nasi tersebut.

Lain halnya dengan pengemis ketiga. Dia memang senang tapi ditahannya terlebih dahulu. Sambil mengambil posisi berdoa, dia pun mengucap syukur kepada Tuhan.
Karena sudah diberi sebuah karunia di pagi hari ini. Dan dia mendoakan semoga yang memberikan nasi ini diberikan rejeki yang berlebih. Terakhir barulah dia
makan nasi terebut dengan lahap.


Bila anda disuruh memilih, dari ketiga pengemis tersebut mana yang paling anda sukain? Pasti jawaban anda adalah pengemis ketiga. Cerita diatas mengajarkan
kita bagaimana kita perlu bersyukur pada saat menerima pemberian orang. Saat si pengemis ketiga, menerima bahwa nasi tersebut adalah rejeki bagi dia. Maka
hal yang pertama dia lakukan adalah BERSYUKUR………Lalu dia pun berdoa. Semoga yang memberikan rejeki bagi dia, dilipat gandakan rejekinya. Dan terakhir baru
dia bisa menikmati rejekinya. Menurut orang bijak, yang membuat kita banyak tenggelam dalam derita adalah, kurang terampilnya kita mensykuri nikmat.

Langkah bersyukur ini menjadi kunci pokok, bila kita mau mengaktifkan attractor faktor kita. Marilah kita nikmati karunia Tuhan dengan penuh kesyukuran.
Selain akan menjadi amal, karunia tersebut akan mewarnai hidup kita dengan penuh kenikmatan dan kesyukuran. Setiap susah senang yang kita dapati,
harus membuat kita lebih fokus lagi kepada Tuhan, bukan malah menjauhinya.

Renungan

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi
betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur’an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saatterakhir untuk event yangmenyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur’an; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.

Seember Susu

Dua ekor katak berlompatan dengan riangnya di sebuah halaman rerumputan sebuah peternakan sapi. Seorang ibu yang sedang membersihkan halaman kandang yang melihat kedua katak itu berusaha mengusir dengan sebuah gagang sapu dan membuat kedua katak itu lari ketakutan.
"Cepat, kearah sana", kata salah seekor katak itu "Saya melihat tempat persembunyian yang baik dan pasti sulit dijangkau oleh gagang sapu itu" kata si katak menunjuk arah kandang sapi perah yang ada didalam peternakan tsb.

"Ayo, cepat" seru si katak pertama dan keduanya melompat-lompat melompat tinggi, lebih tinggi, semakin tinggi lompatannya dan sangat tinggi kearah pagar kandang menuju tempat dimana mereka akan bersembunyi.
"Plung" pada lompatan terakhir, keduanya serentak mendarat di sebuah ember yang berisi susu segar dan segera mereka berenang ke tepi ember dan berusaha untuk naik keluar dari ember itu sambil sesekali melompat, tapi tidak berhasil. "Oh kawan, habislah kita kali ini, ember aluminium ini sungguh sangat licin, rasanya tidak mungkin memanjatnya, habislah kita kali ini, kita tak bisa kemana-mana lagi, kita akan mati tenggelam disini" kata katak kedua.

"Teruslah berusaha, teruslah berenang, teruslah mendayung" kata katak pertama, pasti ada cara untuk bisa keluar dari tempat ini, ayo kita pikirkan, jangan menyerah. Mereka berduapun mendayung dan berenang kesana kemari sambil sesekali melompat berusaha melewati bibir ember.

Setelah sekian jam mereka mendayung katak kedua mulai mengeluh lagi: "Ugh, saya sungguh lelah sekali, saya benar-benar kehabisan tenaga, susu ini kental sekali dan dan terlalu licin untuk keluar dari tempat ini."
"Ayo, teruslah berusaha, jangan menyerah" kata katak pertama memberi semangat.

"Percuma saja, kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup dari tempat ini, kita pasti mati disini keluhnya makin lemah" dan gerakan katak kedua itu makin lama makin lambat dan akhirnya tidak bergerak lagi, mati.

Sementara itu katak pertama tidak putus asa, dengan sisa-sisa tenaganya masih berenang dan terus mengayunkan tangan dan kakinya sambil sesekali tetap membuat lompatan terus mencoba melewati ember yang mengurungnya.

Saat malam menjelang pagi udara terasa sangat dingin, lamat-lamat terdengar ayam berkokok dan tanpa disadari kaki-kaki katak kedua itu serasa mendapat pijakan. Katak itu sudah tidak mendayung lagi karena kakinya terasa berdiri diatas setumpuk mentega hasil karyanya semalaman.
Dan "Plop" katak itupun membuat lompatan terakhir untuk keluar dan bebas dari ember yang mengubur temannya.

Ketika anda berpikir anda 'bisa' atau ketika anda berpikir anda "tidak bisa", maka anda benar !!

Semut dan Lalat

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali

pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.
“Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar” katanya.

Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat.
Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca.
Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si
lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan dan ketika menjumpai
lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai
mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua “Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?”.

“Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah
berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat
dan menjadi menu makan malam kita” Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi ”Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat
itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?”.

Masih sambil berjalan dan memangggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab ”Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali,

hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama”. Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun
kali ini dengan mimik & nada lebih serius ”Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka
nasib kamu akan seperti lalat ini”.

Selasa, 18 Januari 2011

GEMURUH HATI

Malam itu, belum genap pukul delapan malam. Usai sholat berjamaah bersama seluruh anggota keluarganya, seorang lelaki paruh baya memanggil keempat anaknya. Ia menatap nanar satu persatu wajah anaknya, dari yang paling besar hingga si kecil. Lelaki itu tak sanggup bertemu mata dengan tatapan anak-anaknya yang menunggu gerangan apa yang hendak disampaikan Bapaknya. Sementara di sudut ruangan sempit berdinding batako tak berplester itu, ibu keempat anak itu tertunduk menahan gelembung di sudut mata yang mendesak-desak.

“Nak, mulai besok kalian tidak usah sekolah lagi ya? Bapak sudah tidak punya uang untuk biaya sekolah kalian…” suara parau itu pun akhirnya keluar juga. Sebenarnya, lelaki itu tak pernah sanggup untuk mengungkapkannya. Selama hampir empat bulan kalimat itu selalu dijaganya, namun hati dan pikirannya sudah tak mampu lagi menampung semua beban itu. Dan nyatanya, memang ia tak lagi sanggup.

Di balik dinding rumah lainnya,

Seorang ibu yang telah lama ditinggal suaminya terpaksa menyuruh tidur tiga anaknya lebih dini. Usai sholat isya, semua anak-anaknya yang masih kecil dipaksa tidur agar bisa melupakan lapar yang dirasanya.

Sejak suaminya meninggal dunia setahun lalu, ia memeras keringat sendirian membesarkan tiga anaknya dengan bekerja sebagai tukang cuci di beberapa rumah tetangganya. Jangankan untuk bisa bersekolah, penghasilannya sangatlah tidak mencukupi bahkan untuk makan sehari-hari. Sehingga dengan sangat terpaksa ia mengatur jadwal makan ia dan ketiga anaknya hanya sehari sekali. Setiap pagi anak-anaknya hanya diberi air putih. Memasuki siang hari barulah mereka melahap nasi dengan lauk seadanya.

Setiap menjelang maghrib, ibu tiga anak itu harus menjerit dalam hati mendengar perih kesakitan anak-anaknya yang menahan lapar. Ia hanya mampu berkata, “sabar nak…” untuk menenangkan anak-anaknya. Dan memang tidak pernah ada yang bisa disantap lagi hingga besok pagi.

Di sebuah kamar tidur di rumah yang lain lagi,

Seorang suami mendekati isterinya perlahan dan penuh hati-hati. Ia bertanya, “apakah anak-anak sudah tidur?” “sudah” jawab sang isteri.

Lalu, “bagaimana mungkin mereka bisa tidur dengan perut lapar setelah seharian tidak makan?” tanya sang suami lagi.

“Ibu janjikan akan ada makan enak besok pagi saat mereka bangun, maka mereka pun segera tidur” jelas isterinya.

Setiap malam, dialog itu terus berlangsung. Dan setiap pagi, tidak pernah ada makanan enak seperti yang dijanjikan sang ibu kepada anak-anaknya. Sungguh, boleh jadi di pagi-pagi yang akan datang, akan ada satu-dua anak dari keluarga itu yang tak pernah lagi terbangun lantaran kelaparan.

Sementara di sebuah rumah kontrakan,

Seorang isteri berkata kepada suaminya, “pak, besok saya malu keluar rumah. Takut ketemu Pak Sofyan pemilik kontrakan ini. Kita sudah lima bulan tidak membayar kontrakan. Dan sebenarnya Pak Sofyan sudah mengusir kita”.

Sang suami hanya mampu menghela nafas panjang. Sungguh, jika bisa ia tak ingin kalimat itu keluar dari mulut isterinya. Jika pun mampu, ia tak mau membuat isteri tercintanya malu bergaul bersama para tetangga lantaran terlalu banyak sudah hutang-hutang mereka yang belum sanggup terbayar.

Lagi, di sebuah ruang keluarga rumah yang lainnya,

Seorang bapak membawa sejumlah uang cukup banyak dan bungkusan makanan yang nikmat untuk isteri dan anak-anaknya. Inginnya ia berteriak sekeras-kerasnya saat isteri dan anak-anaknya tertawa bahagia menyambut bingkisan yang dibawanya. Tetapi ia pun tak ingin membuyarkan kegembiraan di ruang keluarga itu.

Saking bahagianya, sang isteri terlupa bertanya dari mana suaminya mendapatkan uang segitu banyak dan bisa membeli makanan enak. Sehingga setelah larut dan setelah semua anak-anaknya terlelap, teringatlah sang isteri bertanya. Apa jawab sang suami? “Siang tadi bapak terpaksa mencopet…”

Kasih Ibu Tiada Tara

lkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mabuk, dan melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya. Ia selalu berdoa memohon, “Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati.” Tetapi, si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya.

Suatu hari, dia dibawa kehadapan raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa. Perbuatan jahat yang telah dilakukan berkali-kali, membawanya dijatuhi hukuman pancung. Diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan di depan rakyat desa keesokan harinya, tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu membuat si ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus dikumandangkannya sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk memohon anaknya jangan dihukum mati. Tapi keputusan tidak bisa dirubah! Dengan hati hancur, ibu tua kembali ke rumah.

Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul di lapangan pancung. Sang algojo tampak bersiap dan si anak pun pasrah menyesali nasib dan menangis saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Namun setelah lewat lima menit dari pukul 06.00, lonceng belum berdentang. Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng pun kebingungan karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua sedang bingung, tibatiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul dan menggantikannya dengan kepalanya membentur di dinding lonceng.

Si ibu mengorbankan diri untuk anaknya. Malam harinya dia bersusah payah memanjat dan mengikatkan dirinya ke bandul di dalam lonceng, agar lonceng tidak pernah berdentang demi menghindari hukuman pancung anaknya.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung-raung menyaksikan tubuh ibunya terbujur bersimbah darah. Penyesalan selalu datang terlambat!

NN

Kasih Ibu Yang Mengagumkan

True Story

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic.


Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan.


Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.



Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be.



Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya. Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be.



Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali).



Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan dirumah. Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Didalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.



Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa di bendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. " Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi".



Setelah ibunya sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja kesupermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian para wartawan dan membawa kisah ini kedalam media cetak dan elektronik.

________________________________________________________

Sahabatku,,,

timbanglah diri kita dalam lima perkara berikut

1- Seberapa besar cintamu pada kekasihmu, lalu bandingkan dengan besar cintamu pada ibumu.

2- Seberapa kuat kasih sayangmu pada anak-anakmu, lalu bandingkan dengan rasa sayangmu pada ibumu.

3- Seberapa melimpah pemberianmu pada teman-temanmu, lalu bandingkan dengan pemberian bagi ibumu.

4- Seberapa besar obsesi akan karir dan cita-citamu, lalu bandingkan dengan besar obsesi tuk bahagiakan ibumu.

5- Seberapa banyak waktu tersita untuk pekerjaanmu, lalu bandingkan dengan banyak waktu bersama ibumu.



Bagaimana jawabannya sahabat ? apakah alokasi kita lebih banyak bagi ibunda tercinta ataukah justru bagi yang lain.

Semoga pada akhirnya Allah berkenan menggolongkan kita termasuk mereka yang benar-benar telah menemukan Syurga di bawah telapak kaki ibunya, amiin..

Senin, 17 Januari 2011

The Power Of Character (kekuatan Dari Karakter)



Mari sediakan waktu beberapa menit dan mengambil makna dari cerita ini

Seorang anak lelaki berusia 12 tahun, menjual Koran di jalan. Dia menawarkan Koran-koran tersebut pada setiap mobil yang
berhenti di lampu merah. Dengan wajahnya yang polos, ia mengetuk jendela mobil saya. Saya menatap dia sebentar dan hati
saya tergerak, yang pada akhirnya saya membeli korannya walaupun saya tidak membutuhkannya.

“Dua ribu lima ratus rupiah, pak”. Kata anak tersebut. Saya mencari uang yang lebih kecil kembaliannya tetapi tidak dapat
saya temukan. Saya memberikan padanya sepuluh ribu rupiah.

Saya tidak mempunya kembaliannya saat ini pak”. Respon dari si anak.

Lampu sudah berubah ke hijau, mobil saya harus jalan. “Kalau begitu saya akan ambil kembaliannya besok”, kata saya kepada
anak tersebut ketika mobil saya mulai berjalan. Pikiran-pikiran negatif menyeruak di dalam diri saya. Bagaimana jika saya
tidak melihat anak kecil tersebut lagi di jalan yang sama keesokan harinya? karena uang tersebut bukan dalam jumlah yang
besar, maka saya dengan cepat melupakannya.

Hari berikutnya, saya melewati jalan yang sama. Dari kejauhan, saya dapat melihat anak kecil tersebut. “Ini uang kembalian
bapak” anak kecil tersebut memberikan uangnya.

Jujur saja, saya tertegun dengan karakter anak ini, walaupun ia mempunyai kesempatan untuk menghilang tetapi ia memilih
untuk dapat dipercaya. Saya kagum padanya karena di tengah-tengah krisis kepercayaan di sekitar kita, masih ada anak-anak
dengan karakter yang tulus dan keinginan yang kuat untuk bekerja keras demi masa depan mereka.

Kenapa karakter begitu penting?
Karena dengan karakter kita dapat menemukan:
1. Kualitas dari kehidupan
2. Nilai dari kehidupan
3. Benih dari kesuksesan
4. Sikap mental yang terlatih menghadapi tantangan
5. Kekuatan dalam diri untuk bertahan dan menang
6. Hikmah dari kegagalan dan sukses
7. Ketulusan dari dalam hati
8. Filosofi sebagai prinsip untuk bertindak sportif
9. Pengembangan mental yang kokoh
10. Hubungan erat yang terbentuk antara kita dengan Tuhan.

Karakter adalah kualitas dari kehidupan

Kualitas dari kehidupan bukan berarti seseorang harus sukses, kaya, pintar atau mempunyai status yang baik. Kualitas dari
kehidupan didasarkan oleh karakter yang kuat. Karakter digunakan sebagai dasar atau prioritas dalam hidup.

Seseorang tidak akan mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan, tetapi jika ia menempatkan karakter sebagai dasar, kita
dapat mengatakan bahwa kehidupan ia akan jauh lebih bersinar dibandingkan dengan individu lain yang melakukan hal
sebaliknya.

Karakter seseorang akan terlihat ketika dia berada dalam situasi:
Tekanan
Tantangan
Masalah-masalah
Pencobaan
Kesulitan


Kepribadian adalah sebuah jalan kehidupan atau etika kehidupan yang dapat terlihat atau dirasakan oleh orang lain yang
berada di sekitar individu tersebut. Kepribadian tidak dapat menggambarkan karakter sebenarnya dari individu. Kualitas
kepribadian dapat memimpin seseorang menjadi sukses tetapi hanya kualitas karakter yang dapat membuat seseorang tetap
berada di atas kesuksesannya.


Bagaimana orang lain melihat kita?
Orang lain melihat dan menilai kita dari:
1. Cara kita berpakaian
2. Cara kita berjalan
3. Cara kita berbicara
4. Cara kita melihat
5. Cara kita duduk
6. Cara kita makan dan minum
7. Cara kita bekerja
8. Cara kita berjabat tangan
9. Cara kita menata rambut
10. Dari keseluruhan penampilan kita

Semua poin di atas adalah kondisi fisik yang dapat terlihat dari luar dan semuanya dapat diatur atau mungkin dikamuflase.




Memanipulasi diri melalui penampilan luar.

Kita sering mengatakan penampilan seseorang adalah etika dari orang tersebut, yang dapat menempatkan diri dengan baik di
setiap situasi. Dapat dikatakan orang ini adalah individu yang beretika.

Bagaimanapun ketika, orang yang beretika tidak lagi mementingkan kualitas karakter kehidupan yang baik, maka dia telah
berhasil memanipulasi orang lain dengan etikanya yang baik itu karena apa yang terlihat oleh orang lain pada seseorang
terjadi pada situasi normal. Karakter individu yang sebenarnya akan terlihat ketika indvidu berhadapan dengan tekanan,
tantangan atau masalah-masalah.

Kita mempunyai potensi-potensi untuk memanipulasi orang lain dengan kepintaran, pengalaman dan kekuatan penampilan luar
kita tetapi ada satu hal yang penting jika kita ingin mengetahui kualitas hidup sebenarnya dari seseorang yaitu waktu.

Waktu adalah cara pengujian yang ampuh

Secara normal, kita hanya berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu yang pendek, misalnya dalam waktu kerja atau
hanya dalam beberapa jam. Maka orang-orang yang mengetahui sifat baik dan kualitas kehidupan kita adalah orang-orang yang
telah mengenal dan bersama kita dalam jangka waktu yang panjang. Ekspresi yang tersembunyi akan terlihat dalam situasi
tertentu. Tidak ada orang yang dapat menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di dalam untuk selamanya, karena dari cara
dia berbicara, bertindak dan merespon, kita dapat mengidentifikasi karakter dia.

Kita tetap membutuhkan waktu untuk mengingat atau mengetahui karakter teman-teman kita.

Dengan mempelajari dan mengetahui ilmu karakter, kita akan menjadi sebuah pribadi yang seutuhnya. Bisa menikmati
kehidupan yang nyaman, sehat dan bahagia. Kesuksesan akan dijagai oleh karakter yang baik karena kita bisa menggapai
sukses dengan karisma tetapi hanya karakter yang bisa menjagai kesuksesan kita tetap pada puncaknya.

[Inspirasi] Kisah Yang Menarik

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu?" tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"
**

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi.

Katak dan Lautan

Seekor katak selama hidupnya tinggal di sebuah sumur. Suatu hari ia terkejut karena melihat ada katak lain di sana.

"Dari manakah asalmu?" katanya.
"Dari laut. Disanalah aku tinggal," kata yang lain.
"Seperti apakah laut itu? Apakah sebesar sumur saya ini?" Katak dari laut itu tertawa. "Tidak ada bandingnya," katanya

Katak sumur itu pura-pura tertarik akan apa yang dikatakan pendatang baru itu tentang laut. Tetapi ia berpikir, "Dari semua pembohong yang pernah saya ketahui selama hidup saya, dialah satu-satunya pembohong terbesar, dan tak tahu malu!"

Bagaimana seseorang berbicara tentang laut kepada seekor katak di sumur itu; demikian juga berbicara tentang hal sukses kepada orang pesimis?

Filosofi Angsa

Kalau anda tinggal di negara 4 musim, maka pada musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V". Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi "V".

Fakta:
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat dibelakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus 'dinding udara' di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71 % lebih jauh daripada kalausetiap burung terbang sendirian.
Pelajaran:
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.

Fakta:
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.
Pelajaran:
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

Fakta:
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Pelajaran:
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas, dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.

Fakta:
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.
Pelajaran:
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.

Fakta:
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.
Pelajaran:
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik!

Rajawali dan Burung Nuri (Cerita inspiratif)

Seekor rajawali terbang melintasi kota mulai dari terbitnya sang mentari sampai dengan munculnya sang cantik rembulan. Tubuhnya tidaklah terlalu besar. Sayapnya tidaklah indah yatu berwarna gelap pudar dan mulai berguguran beberapa bulunya. Didekat matanya terdapat sebuah bekas luka, bekas cakaran untuk memperebutkan daging makanan kesukaannya. Namun dengan berbagai macam kondisi yang dimilikinya sang rajawali masih bisa terbang diatas hiruk pikuk kehidupan.

Pada suatu hari sang rajawali merasa lelah. Perutnya memang lapar belum terisi daging kesukaannya. Diputuskanlah sang rajawali berhenti sejenak merapatkan sayapnya di atas sebuah atap rumah. Matanya yang tajam menangkap sebuah pemandangan yang menarik. Di seberangnya terdapat seekor burung nuri. Sayapnya sangat indah dengan tiga corak warna yang begitu mempesona. Tubuhnya masih mulus tanpa luka goresan. Suaranya dapat bernyanyi dengan merdu sehingga dapat melenakan orang yang mendengarnya. Nuri itu berdiam didalam sebuah sangkar yang cukup luas dengan berbagai mainan kesukaannya. Sebuah track roda berlari untuknya berolahraga, makanan kesukaannya yang siap sedia dan berbagai potongan ranting untuk tempatnya berhinggap. Tak mungkin mata rajawali tak silau memandang karena sarang burung nuri terbuat dari emas yang berkilau memantulkan cahaya sang mentari.

Sang rajawali pun mendekat secara perlahan. Sungguh jarang dilihatnya seekor burung nan cantik dengan kemewahan menyilau mata berdiri didepannya.

Sang rajawali : Hai burung nuri, aku adalah rajawali yang sedang beristirahat. Aku lapar. Bagaimana kau bisa berada disana? Didalam sangkar yang sungguh enak dipandang mata?
Sang rajawali mulai membuka obrolan dengan suara paraunya.

Burung Nuri : Wahai rajawali, telah lama diriku berada disini. Semenjak aku kecil seorang lelaki tua yang kaya begitu memperhatikanku. Diberinya aku berbagai kemewahan yang seperti kau lihat didepanmu sekarang. Dilatihnya diriku sehingga aku bisa berkicau dengan merdunya. Engkau lapar? Ini makanlah makananku sebagian…

Sang rajawali : Nuri, aku tidak bisa makan makananmu. Aku biasa makan daging hasli berburu dengan sang pemburu udara lainnya. Hai nuri, sungguh nyamannya dirimu hidup seperti itu tidak kelaparan dan kedinginan tatkala hujan. Apakah kau bisa berbagi tempat denganku? Apakah kau bisa merayu majikanmu untuk?

Burung Nuri : … tidak, sang rajawali. Hidupmu bukan disini.

Sang rajawali : Mengapa kau berkata demikian? Sungguh aku tidak mau kelaparan lagi. Berburu dan mengucurkan darah untuk mendapatkan daging.

Burung Nuri : wahai rajawali. Apakah kau lupa siapa dirimu sebenarnya? Engkau adalah sang rajawali raja udara. Nama besarmu yang menggelegar telah lama kudengar. Tempatmu bukanlah disini. Mungkin kau melihat segala yang kudapat adalah membahagiakan. Tak pernah lapar, kedinginan dan mempesonakan.

Namun terkadang aku iri padamu. Aku iri padamu yang dapat terbang bebas tinggi melintasi cakrawala harapan ditengah terik sang mentari. Aku iri padamu atas dunia yang telah kau lintasi dan kau lihat selama ini. Aku iri pada insting, kemampuan bertarung dan terbangmu yang membuatmu dapat bertahan hidup sampai sekarang. Engkau adalah makhluk yang bebas, terus terbang tinggi, pikiranmu tak terbatas hanya dalam dimensi raga dan waktu. Segala hal yang kumiliki sekarang tidak akan bisa mengubahku menjadi rajawali. Sangkar emas, makanan berlimpah hanya menjadikanku tetap nuri.

Dan tahukah kamu rajawali, bahwa seekor burung sejati adalah sang pemimpi yang terus terbang menuju cahaya cita-cita. Kau adalah rajawali yang telah menempuh proses yang keras yang sebenarnya telah menjadikanmu lebih kuat. Seberapa banyak tantangan yang kau hadapi, seberapa dingin udara menusuk tulangmu, kau adalah rajawali dan tetap menjadi rajawali. Sangkar emas tidak bisa menjadikan burung Nuri menjadi Rajawali. Begitu pula segala kesukaran yang kau tempuh tidak akan menjadikanmu menjadi seekor Nuri. Tetaplah terbang tinggi.
Sang rajawali hanya terdiam sesaat dan termenung. Dikepakkanlah sayapnya dengan kuat melawan gaya gravitasi. Dia pergi membumbung tinggi diantara cakrawala angkasa dan kehidupan.

***
Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia (Soekarno)


Tempatku adalah di alam liar bersama sang pengejar mimpi dan harapan. Pikiranku tak terbelenggu menembus dimensi raga dan waktu. Aku adalah pejuang kebebasan. Aku siap berlari menembus cakrawala kehidupan. (F.P : 5-9-10)

Kisah Inspiratif dari Lebah Madu

Seseorang yang meneliti segala penjuru alam semesta – dari galaksi raksasa di ruang angkasa hingga mahluk hidup di alam, dan dari tubuhnya sendiri hingga sel kasat mata – akan mendapati suatu perencanaan sempurna dalam tatanan maupun rancangannya. Setiap jengkal alam semesta dipenuhi oleh bukti yang nyata dan pasti: FAKTA PENCIPTAAN.

Beragam pekerjaan yang dilakukan para hewan dan perilaku yang mereka perlihatkan, hanya mungkin terjadi karena adanya hikmah, ilmu, pengalaman dan keahlian yang luar biasa. Pengamatan sederhana sebenarnya sudah cukup untuk memahami bahwa sifat-sifat unggul ini bukanlah berasal dari hewan itu sendiri. Indera penunjuk arah sempurna pada burung yang bermigrasi ribuan kilometer, kemegahan arsitektur jaring laba-laba, pembagian kerja dan kerjasama luar biasa dalam koloni semut, serta rancangan geometris menakjubkan pada sarang lebah madu adalah sedikit dari beragam contoh lain yang tak terhitung jumlahnya…

Allah membentangkan tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan-Nya melalui contoh-contoh ini. Dia memperlihatkan ilmu, hikmah dan kesempurnaan-Nya yang tak terbatas melalui makhluk hidup dan tak hidup ciptaan-Nya.

Beragam organisme besar dan kecil, dari burung hingga reptil, dan dari ikan paus hingga serangga, memperlihatkan perilaku yang sungguh menakjubkan. Bahkan manusia, yang menganggap dirinya lebih bijak, berilmu dan cerdas, ternyata tak mampu menyaingi keahlian mereka.

Kisah lebah madu, yang akan kita simak berikut ini, hanyalah satu di antara berbagai mahluk hidup dengan perilaku mereka yang membuat manusia berdecak kagum.

Lebah adalah serangga mungil yang tidak mampu berpikir. Akan tetapi mereka mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar yang tak terbayangkan sebelumnya. Setiap pekerjaan tersebut membutuhkan perhitungan dan perencanaan khusus. Sungguh mengagumkan bahwa kecerdasan dan keahlian yang demikian ini ada pada setiap ekor lebah. Namun, yang lebih hebat lagi adalah ribuan lebah bekerjasama secara teratur dan terencana dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama, dan mereka melaksanakan bagian pekerjaan mereka masing-masing secara penuh dan sungguh-sungguh tanpa kesalahan sedikitpun.

Kesulitan terbesar dalam pengorganisasian sekelompok orang untuk bekerja secara bersama adalah penyiapan jadwal kerja serta pembagian tugas dan tanggung jawab. Dalam sebuah pabrik, misalnya, terdapat struktur jabatan yang rapi di mana para pekerja melapor pada mandor, para mandor melapor pada insinyur, para insinyur melapor pada manajer pelaksana dan para manajer pelaksana melapor pada manajer umum.

Pengoperasian pabrik yang efisien memerlukan banyak tenaga kerja dan dana; pembuatan rencana jangka panjang dan pendek; serta pengumpulan data statistik. Produksi dilakukan berdasarkan rencana produksi yang telah disiapkan sebelumnya, dan pengawasan kualitas dilakukan di setiap tahapannya. Setiap insinyur, manajer dan manajer pelaksana memperoleh pendidikan dan pelatihan khusus dalam jangka waktu tertentu sebelum ditempatkan pada posisi mereka masing-masing.

Akan tetapi, setelah segala persyaratan ini dipenuhi dan sistem organisasinya telah terbentuk, hanya beberapa ratus tenaga kerja saja yang mampu bekerja bersama secara harmonis.

Demikianlah, pembentukan kerja sama di antara beberapa ratus manusia cerdas dengan gagasan mereka masing-masing memerlukan perencanaan yang rumit dan biaya mahal. Namun, puluhan ribu lebah mampu membangun sistem organisasi sempurna yang tak tertandingi oleh masyarakat manusia.

Tidak seperti manusia, lebah tidak mendapatkan pendidikan atau pelatihan apapun. Begitu lebah lahir, ia dengan segera melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.

Karyawan pabrik bekerja untuk mendapatkan gaji pada akhir bulan. Sementara itu, seekor lebah tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pekerjaan yang ia lakukan. Pekerjaan yang dilakukan karyawan pabrik, baik sebagai pekerja biasa ataupun manajer pelaksana, terbatas hanya pada jam kerja tertentu dan mereka berhak mendapatkan masa liburan. Sebaliknya, lebah bekerja sepanjang hidup, tanpa istirahat, demi kepentingan dan kebaikan sesamanya.

Tidak diragukan lagi, Allah, Dia-lah yang menjadikan masing-masing dari puluhan ribu lebah tersebut bekerja harmonis tanpa henti, layaknya roda-roda gigi dalam sebuah mesin. Dalam sebuah ayat, Allah mengingatkan manusia tentang segala nikmat yang Allah berikan kepada manusia melalui hewan ciptaan-Nya:

“Dan Kami tundukkan binatang–binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat–manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yaasiin, 36:72-73)

Rata-rata, sekitar 60-70 ribu lebah hidup dalam sebuah sarang. Walaupun populasi yang demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi.

Suatu koloni lebah umumnya terdiri dari lebah pekerja, pejantan dan ratu. Lebah pekerja boleh dikata mengerjakan seluruh tugas dalam sarang. Sejak saat dilahirkan, para lebah pekerja langsung mulai bekerja, dan selama hidup, mereka melakukan berbagai tugas yang berganti-ganti sesuai dengan proses perkembangan yang terjadi dalam tubuh mereka. Mereka menghabiskan tiga hari pertama dalam hidup mereka dengan membersihkan sarang.

Kebersihan sarang sangatlah penting bagi kesehatan lebah dan larva dalam koloni. Lebah pekerja membuang seluruh bahan berlebih yang ada dalam sarang. Saat bertemu serangga penyusup yang tak mampu mereka keluarkan dari sarang, mereka pertama-tama membunuhnya. Kemudian mereka membungkusnya dengan cara menyerupai pembalseman mayat. Yang menarik di sini adalah dalam pengawetan ini lebah menggunakan bahan khusus yang disebut “propolis”. Propolis adalah suatu bahan istimewa karena sifatnya yang anti bakteri sehingga sangat baik digunakan sebagai pengawet.

Bagaimana lebah tahu bahan ini adalah yang terbaik sebagai pengawet, dan bagaimana mereka mampu menghasilkannya dalam tubuh mereka ?

Propolis adalah bahan yang hanya dapat dihasilkan dalam kondisi laboratorium dengan teknologi dan tingkat pengetahuan ilmu kimia yang cukup tinggi. Nyata bahwa lebah sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang ini, apalagi laboratorium dalam tubuhnya.

Lebih jauh lagi, lebah pekerja bertanggung jawab memeriksa sel–sel yang akan digunakan sang ratu untuk meletakkan telurnya. Selain itu, lebah pekerja juga bertugas mengumpulkan kotoran yang ada dalam sel-sel yang telah ditinggalkan oleh para larva yang telah lahir, serta membersihkan sel penyimpan makanan. Lebah–lebah tersebut juga mengatur kelembaban dan temperatur di dalam sarang, jika dibutuhkan, dengan kipasan angin melalui kepakan sayap mereka pada pintu masuk sarang.

Penting untuk diketahui bahwa seluruh tugas yang membutuhkan spesialisasi ini dilakukan oleh lebah pekerja berumur 3 hari yang bertanggung jawab dalam kebersihan.

Lebah pekerja menghabiskan waktunya setelah 3 hari pertama tersebut dengan merawat para larva. Saat mereka menjadi lebih dewasa, beberapa kelenjar sekresi dalam tubuh mereka mulai berfungsi; ini memungkinkan mereka untuk merawat larva. Seluruh tugas yang berhubungan dengan perawatan larva ini dikerjakan oleh lebah pekerja yamg berumur 3 sampai 10 hari. Mereka memberi makan sebagian larva dengan royal jelly, dan sebagian lagi dengan campuran madu-serbuk sari. Mahluk hidup yang baru lahir ini telah mengetahui tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memiliki pengetahuan untuk mengerjakannya dengan cara yang sangat profesional.

Sang lebah berganti tugas saat ia tumbuh lebih dewasa. Ketika mencapai hari ke 10 dari masa hidupnya, kelenjar penghasil lilin dalam perut lebah pekerja mendadak telah matang sehingga ia mampu menghasilkan lilin. Pada saat itulah seekor lebah menjadi pekerja pembangun sel-sel penyimpan madu dengan menggunakan lilin.

Fenomena ini memunculkan banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin seekor makhluk hidup yang baru saja lahir, dan, lebih dari itu, yang tidak memiliki kecerdasan dan pengetahuan ini benar-benar memahami seluruh tugas yang menjadi tanggung jawabnya? Bagaimana tubuh seekor hewan tiba–tiba dapat teradaptasikan untuk merawat dan memberi makan larva dengan berfungsinya beberapa kelenjar sekresi, padahal sesaat sebelumnya ia terprogram untuk melakukan tugas kebersihan? Bagaimana seekor lebah, yang 4 atau 5 hari sebelumnya adalah larva, dapat berpikir dan merencanakan segala tugasnya tersebut? Bagaimana tubuhnya dapat dengan tiba–tiba menghasilkan lilin dan berubah menjadi pekerja konstruksi? Padahal konstruksi bangunan ini didasarkan pada penghitungan rumit dan sangat tepat, yang tak akan mampu dilakukan oleh manusia sekalipun.

Tidak ada keraguan, tidaklah mungkin lebah itu sendiri yang melakukan perhitungan berdasarkan kecerdasannya sendiri. Begitulah, ini adalah bukti nyata bahwa setiap fase dalam hidupnya, lebah tunduk pada hikmah dan kekuasaan Penciptanya. Lebah menjalani setiap saat dalam hidupnya dengan ilham yang diberikan oleh Allah, Pencipta Yang Mahaperkasa.

Kisah Inspiratif - Kera kecil yang TULI...

Pada suatu hari ada segerombol Kera berkumpul di hutan kayu yang amat rindang. Yah….hari itu akan digelar lomba memanjat pohon jati. Tujuannya dari perlombaan itu adalah siapa yang akan bisa mencapai puncak sebuah pohon jati yang sangat tinggi.

Penonton dari berbagai hewan penghuni hutan berkumpul bersama, sambil mengelilingi pohon besar itu guna untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta…

Akhirnya perlombaan itupun dimulai…

Tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa si kera kecil akan bisa mencapai puncak pohon jati yang sangat tinggi sekali, dibutuhkan tenaga dan dan kecekatan sehingga bisa tercepat sampai kepada puncaknya.

Penonton bersorak..saling mendukung peserta satu dengan yang peserta lainnya.

“Oh, pohon itu licin dan terlalu sulitttt untuk dipanjat !!!, Mereka tidak mungkin bisa sampai ke puncak.pohon itu”
Ucap si Harimau.
“Betul sekali, tidak ada kesempatan untuk berhasil untuk sampai kesana …Pohonnya terlalu tinggi…! Ujar pula si Gajah
Para Kera mulai berjatuhan. Satu persatu… …karena lelah dan down dari kata-kata para penonton, Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki Pohon Jati itu perlahan- lahan semakin tinggi…dan semakin tinggi.
Penonton terus bersorak- sorai menyaksikan perlombaan itu.
“Terlalu sulit!!! Aku pikir tak akan bisa kera –kera itu akan berhasil!” celoteh jerapah, kembali membuyarkan semangat para peserta lomba.
Lebih banyak lagi kera yang lelah dan menyerah dan berjatuhan karena tenaga sudah terkuras untuk sampai ke puncak pohon jati itu,… Tapi ada satu kera kecil yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi… Dia tak akan menyerah!
Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki pohon jati tersebut . Kecuali yah itu,...
satu kera kecil yang telah berusaha keras, menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak!..kera kecil menjadi Pemenang, para hewan penghuni hutan bersorak sorai menyambut kemenangan sang kera kecil itu sampai di puncak pohon jati nan tinggi.
Lalu semua kera, yang mengikuti lomba itu bertanya-tanya dan ingin tahu bagaimana kera kecil itu bisa melakukannya?
Seorang peserta bertanya kera kecil itu, bagaimana cara kera itu bisa berhasil dan menemukan kekuatan untuk mencapai tujuannya ?
Ternyata…
Kera kecil yang menjadi pemenang itu, adalah kera kecil yang TULI !!!

Bila kita membaca dari cerita tersebut, kita dapat menyimpulkan sebuah kata bijak yaitu
Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis… karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya dari diri kita.
Selalu pikirkan kata-kata bertuah yang ada. Karena segala sesuatu yang kita dengar dan kita baca bisa mempengaruhi perilaku kita sendiri !
Tetaplah selalu…. Berpikiran positif
Hendaknya hidup dengan memiliki pedoman batin yang mantap, janganlah menjadi orang yang tanpa perlindungan., karena diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri.
Sering kita menjumpai banyak segudang komentar dan cemooan dalam melakukan rutinitas kerja /aktifitas kita, tanpa mereka tidak mau memperdulikan atas kemampuan yang kita miliki dan kita kadang menjadi tak bersemangat dan terpengaruh akan hal itu, maka hendaknya, berlakulah TULI, jika orang berkata kepadamu bahwa kita tidak bisa menggapai cita-cita atau harapan yang kita akan jalani ! karena kita yang tahu sebenarnya kemampuan kita sendiri.
Karena sungguh mudah untuk melakukan perbuatan yang tidak baik dan tidak bermanfaat bagi diri sendiri , namun sungguh sukar untuk melakukan perbuatan baik dan bermanfaat.

Kisah si Burung pipit nan malang

Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor burung pipit merasakan tubuhnya kepanasan. Lalu ia mengumpat kepada lingkungan yang tidak bersahabat dengannya, kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dulu menjadi habitatnya. Ia terbang ke utara, yang konon kabarnya disana udaranya selalu sejuk dan dingin. Ternyata benar, ia mulai merasakan sejuknya udara di utara. Makin ke utara, ia makin merasakan sejuknya udara disana. Ia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.

Terbawa oleh nafsu, ia tidak sadar bahwa kepakan sayapnya telah tertempel oleh gumpalan salju. Makin lama makin tebal, dan akhirnya ia terjatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus oleh salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel di tubuhnya justru semakin tebal hingga akhirnya si burung pipit tidak mampu berbuat apa-apa. Dia menyangka bahwa riwayatnya telah tamat pada saat itu, dan ia merintih sambil menyesali nasibnya.

Mendengar suara rintihan si burung pipit, ada seekor kerbau yang kebetulan melintas dan menghampirinya. Namun si pipit kecewa, mengapa yang datang hanya seekor kerbau. Ia pun menghardik si kerbau agar menjauh dan dalam hatinya mengatakan, makhluk yang tolol tidak akan berbuat sesuatu untuknya.

Si kerbau tidak banyak bicara. Ia hanya berdiri, lalu ia buang air kecil tepat di atas burung pipit tersebut. Si Pipit makin marah dan memaki-maki si kerbau. Namun, si kerbau tetap diam tanpa bicara sepatah kata. Ia pun maju selangkah, dan membuang kotorannya tepat di atas tubuh si Pipit. Dan seketika, Pipit tidak dapat bicara karena telah tertutup kotoran kerbau, dan si burung pipit mengira dia akan mati karena tidak bisa bernafas.

Namun perlahan-lahan, ia merasakan kehangatan. Salju yang menempel pada bulu-bulunya, perlahan-lahan meleleh oleh hangatnya kotoran kerbau tadi. Kemudian ia dapat bernafas lega dan dapat melihat kembali langit yang cerah.

Si Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya. Karena mendengar suara nyanyian si burung pipit, ada seekor kucing yang mencari dan menghampiri sumber suara tersebut. Ia mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung pipit, kemudian menimang-nimangnya, menjilati tubuhnya, mengelus, dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu-bulu si burung pipit.

Setelah bulunya bersih, si burung pipit bernyanyi dan menari kegirangan. Ia mengira, telah mendapatkan teman yang baik dan baik hati.

Tapi, apa yang terjadi kemudian. Seketika itu juga, dunia terasa begitu gelap baginya. Dan, tamatlah riwayat si burung pipit saat itu.

Dalam kehidupan, tidak semuanya yang nampak baik itu baik, jahat itu jahat. Namun bisa saja berbalik meskipun terlihat elok, karena halaman tetangga yang nampak hijau belum tentu cocok buat kita. Dan yang terpenting, baik buruknya penampilan, jangan digunakan sebagai satu-satunya tolak ukur. Serta ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan sampai lupa serta keburu nafsu, agar kita tidak melupakan apa yang seharusnya dilakukan selanjutnya.

Cerita inspiratif, kisah si anjing kecil

Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggil dirinya.

Kuda : “Hai anjing kecil, kamu pasti masih baru disini ya? Cepat atau lambat kamu akan mengetahui, bahwa sebenarnya pemilik ladang ini sangat mencintai saya lebih daripada binatang lainnya. Itu karena, saya bisa mengangkut banyak barang untuknya. Dan menurut saya, binatang sekecil kamu, tidak akan memiliki nilai sedikitpun baginya”. Kata si kuda dengan wajah sinis.

Lalu, anjing kecil itupun menundukkan kepalanya dan segera pergi dengan hati yang iba. Sesaat kemudian, dari kandang sebelah, ia mendengar suara seekor sapi.

Sapi : “Anjing kecil! Tahukah kamu, bahwa saya adalah binatang yang paling terhormat disini. Karena Istri pemilik ladang ini membuat mentega dan keju dari susu saya. Huh, kamu tentu tidak berguna bagi keluarga disini”, ucap si sapi.

Kesedihannya belum mereda, lalu anjing kecil itu pun mendengar teriakan seekor domba yang mengatakan sesuatu kepada si Sapi.

Domba : “Hai Sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya! Karena sayalah yang memberikan mantel bulu kepada pemilik ladang ini, maka dari itu saya juga telah memberikan mantel bulu sebagai penghangat ketika dingin terasa menusuk tulang kepada pemilik ladang ini. Tapi.., omonganmu tadi pada si anjing kecil itu ada benarnya juga. Karena dia memang sama sekali tidak ada manfaatnya disini!”.

Satu per satu, binatang lainpun ikut meledek anjing kecil itu. Sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang tersebut, ayam pun berkata bagaimana ia telah memberikan telur. Kucing pun bangga, karena ia telah memusnahkan tikus-tikus pengerat di ladang itu. Dan, semua binatang sepakat, bahwa si anjing kecil itu adalah makhluk yang benar-benar tidak berguna, karena setiap binatang sanggup memberikan kontribusi kepada pemilik ladang.

Terpukul oleh perkataan dari binatang-binatang lain, anjing kecil itupun segera pergi ke tempat sepi, dan mulai menangis menyesali nasibnya.

“Sedih rasanya, sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, dan disingkirkan dari pergaulan”, kata si anjing kecil dengan nada sedih.

Ternyata, tidak jauh dari situ ada seekor anjing tua yang mendengar tangisannya. Dan kemudian anjing tua itupun menyimak keluh kesah si anjing kecil.

Anjing kecil berkata, “Anjing tua, saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga disini. Sayalah hewan yang paling tidak berguna disini”.

Karena terharu, anjing tua itupun berkata, “Memang benar, bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, dan kamu juga tidak akan bisa memberikan telur, susu, ataupun bulu. Tetapi, bodoh sekali rasanya jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan”.

Malam itu, ketika pemilik ladang baru pulang dengan wajah yang terlihat lelah. Anjing kecil itupun berlari menghampirinya, menjilat kakinya, dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, anjing kecil dan pemilik ladang itupun berguling-guling di rumput, disertai tawa riang mereka.

Akhirnya, pemilik ladang itupun memeluk si anjing kecil erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya, dan berkata, “Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna karena kau menyambutku semesra ini wahai anjing kecil. Kamu sungguh yang paling berharga disini, diantara semua binatang-binatang yang ada di ladang ini. Walaupun kamu kecil, tapi kamu memberikan kasih sayang yang sangat besar”.

Jangan sedih ketika kita tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain jika anda memang tidak memiliki kemampuan untuk itu. Tetapi, apa yang dapat kita lakukan, kerjakanlah itu dengan sebaik-baiknya. Jangan merasa sombong ketika kita telah melakukan banyak hal kepada orang lain. Karena orang yang tinggi akan direndahkan, dan orang yang rendah hati, akan di tinggikan.

Ya, semua yang ada dihadapan dan baru saja berlalu sebenarnya adalah kehidupan yang sementara. Karena setelah mata anda terpejam selamanya, anda akan menemui kehidupan di alam lain, yang benar-benar abadi seperti yang telah dijanjikan olehNya. Jika anda pernah, atau bahkan seringkali merasa seperti cerita inspiratif di atas, cobalah untuk tegar, tetap tersenyum, dan terus berusaha untuk melakukan apa yang dapat anda lakukan :-)

Kisah Inspiratif Seekor Kadal yang Terjepit Selama 10 Tahun

Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Jepang. Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok.

Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun?

Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal. Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya …. astaga!!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta…cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Minggu, 16 Januari 2011

Anjing Yang Setia

Dikisahkan, di sebuah dusun tinggallah keluarga petani yang memiliki seorang anak masih bayi. Keluarga itu memelihara seekor anjing yang dipelihara sejak masih kecil. Anjing itu pandai, setia, dan rajin membantu si petani. Dia bisa menjaga rumah bila majikannya pergi, mengusir burung-burung di sawah dan menangkap tikus yang berkeliaran di sekitar rumah mereka. Si petani dan istrinya sangat menyayangi anjing tersebut.

Suatu hari, si petani harus menjual hasil panennya ke kota. Karena beban berat yang harus di bawanya, dia meminta istrinya ikut serta untuk membantu, agar secepatnya menyelesaikan penjualan dan sesegera mungkin pulang ke rumah. Si bayi di tinggal tertidur lelap di ayunan dan dipercayakan di bawah penjagaan anjing mereka.

Menjelang malam setiba di dekat rumah, si anjing berlari menyongsong kedatangan majikannya dengan menyalak keras berulang-ulang, melompat-lompat dan berputar-putar, tidak seperti biasanya. Suami istri itu pun heran dan merasa tidak tenang menyaksikan ulah si anjing yang tidak biasa. Dan Betapa kagetnya mereka, setelah berhasil menenangkan anjingnya…astaga, ternyata moncong si anjing berlumuran darah segar.
“Lihat pak! Moncong anjing kita berlumuran darah! Pasti telah terjadi sesuatu pada anak kita!” teriak si ibu histeris, ketakutan, dan mulai terisak menangis.
“Ha…benar! Kurang ajar kau anjing! Kau apakan anakku? Pasti telah kau makan!” si petani ikut berteriak panik.

Dengan penuh kemarahan, si petani spontan meraih sebuah kayu dan secepat kilat memukuli si anjing itu dan mengenai bagian kepalanya. Anjing itu terdiam sejenak. Tak lama dia menggelepar kesakitan, memekik perlahan dan dari matanya tampak tetesan airmata, sebelum kemudian ia terdiam untuk selamanya.

Bergegas kedua suami istri itu pun berlari masuk ke dalam rumah. Begitu tiba di kamar, tampak anak mereka masih tertidur lelap di ayunan dengan damai. Sedangkan di bawah ayunan tergeletak bangkai seekor ular besar dengan darah berceceran bekas gigitan.

Mereka pun segera sadar bahwa darah yang menempel di moncong anjing tadi adalah darah ular yang hendak memangsa anak mereka. Perasaan sesal segera mendera. Kesalahan fatal telah mereka lakukan. Emosi kemarahan yang tidak terkendali telah membunuh anjing setia yg mereka sayangi. Tentu, penyesalan mereka tidak akan membuat anjing kesayangan itu hidup kembali.

Pembaca yang budiman,
Sungguh mengenaskan. Gara-gara emosi dan kemarahan yang membabi buta dari ulah manusia, seekor anjing setia yang telah membantu dan membela majikannya, harus mati secara tragis.

Saya rasa demikian pula di kehidupan ini. Begitu banyak permasalahan, pertikaian, perselisihan bahkan peperangan, muncul dari emosi yang tidak terkontrol. Karena itu, saya sangat setuju dengan kata-kata: ”Jangan mengambil keputusan apapun disaat emosi sedang melanda.” Sebab, bila itu yang dilakukan, bisa fatal akibatnya. Sungguh, kita butuh belajar dan melatih diri agar disaat emosi, kita mampu mengendalikan diri secara sabar dan bijak.

Sabtu, 15 Januari 2011

Anda Memiliki Potensi Untuk Menjadi Yang Terbaik

Pada dasarnya setiap manusia bisa menjadi yang terbaik dari dirinya apapun latar belakangnya, status sosial maupun
ekonomi . Namun mengapa masih banyak manusia bahkan lebih dari lima puluh persen dari jumlah manusia di dunia yang tidak
merasa demikian. Lalu dimana letak kesalahannya? Apakah semua itu sudah suratan takdir alias Nasib? Seandainya benar,
apakah kita yakin kalau Tuhan menginginkan manusia yang notabene ciptaanNya yang paling sempurna ini menjadi sengsara dan
merana. Tentu saja tidak. Hal ini bisa saya buktikan dengan kelebihan-kelebihan yang dianugerahi oleh Sang Pencipta
kepada mahluk ciptaanNya yang disebut Manusia.

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara mahluk-mahluk ciptaan lainnya. Selain dikarunia dengan
bentuk tubuh yang fungsional, susunan tulang dan otot yang dapat memungkinkan untuk melakukan gerakan yang berbeda-beda,
manusia masih dikarunia sebuah otak yang super canggih yang dapat mengontrol denyut jantung kita sampai dengan 100.000
kali/hari dan mampu mengatur kinerja memompa 25 000 liter darah melalui pembuluh darah yang panjangnya kalau dihubungkan
dari ujung ke ujung panjangnya mencapai 100,000 km dan ini sama dengan panjang 2 kali bumi apabila ditarik garis lurus
mengitari garis khatulistiwa. Itupun hanya sebagian kecil dari kemampuan otak kita dan masih banyak lagi yang tidak bisa
saya uraikan. Sungguh luar biasa apa yang mampu dilakukan oleh otak kita yang beratnya hanya 1.5 kg. Semua itu pula
diatur dengan sendirinya oleh otak tanpa harus dipantau oleh si pemilik otak. Sungguh menakjubkan! Sebelum anda
melanjutkan membaca artikel ini saya ingin anda merenung sejenak untuk menyadari betapa kita memiliki potensi yang sangat
luar biasa untuk kita dayagunakan untuk keberhasilan kita.

Jadi setelah menyadari keistimewaan diatas lalu apakah masih ada alasan bagi kita untuk menyalahkan Sang Pencipta apabila
kita tidak dapat menjadi yang terbaik? Jadi apa yang menjadi penyebab bahwa manusia tidak bisa berprestasi? Ada beberapa
faktor namun ada satu faktor yang sangat dominan dan hampir dialami oleh sebagian besar orang yaitu keyakinan, atau lebih
spesifik-keyakinan akan kemampuan meraih sasarannya atau istilah lainnya Belief System. Keyakinan adalah sebuah kekuatan
yang akan mendorong anda untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan anda. Keyakinan bagaikan kompas atau peta bagi
manusia untuk menuju sasarannya. Faktor terbesar untuk menjadi yang terbaik adalah bukan terletak pada kemampuan maupun
ketrampilan yang dimiliki melainkan pada Keyakinan.
Namun Keyakinan atau Belief System adalah dapat menjadi faktor penentu keberhasilan ataupun penentu kegagalan bagi manusia.

Mari kita lihat bagaimana keyakinan dapat sangat berpengaruh pada proses tercapai atau tidaknya sebuah prestasi. Bagaimana
keyakinan itu tercipta? Keyakinan bisa tercipta dari pengalaman seseorang dan juga dari referensi atau contoh. Keyakinan
berdasarkan pengalaman tercipta ketika anda melakukan suatu kegiatan, sedangkan keyakinan yang berdasarkan referensi atau
contoh tercipta setelah anda melihat orang lain melakukannya. Misalnya anda melakukan suatu usaha ,apabila berhasil maka
hasil tersebut akan menambah keyakinan dalam diri anda bahwa anda mampu, sebaliknya kalau gagal maka hasil tadi juga akan
menambah keyakinan bahwa anda memang tidak mampu.
Dan kalau yang diambil oleh anda sebagai kesimpulan terakhir adalah ketidakmampuan maka selamanya anda tidak mampu.
Kesimpulan ini sangat berbahaya karena akan terprogram secara tak sadar di dalam otak sebagai sebuah keyakinan baru yang
negatif.

Para Achiever atau orang yang berprestasi didunia memiliki keyakinan yang sangat kuat terhadap kemampuan mereka dalam
meraih prestasi puncak dalam karir maupun kehidupan.
Salah satu contohnya adalah Michael Dell, dia adalah salah seorang dari 10 orang terkaya didunia saat ini yang hanya
berumur 39 tahun dari Amerika Serikat yang mana kekayaan pribadinya mencapai Rp 156 triliun (US$ 17 milyard), Dell adalah
seorang pendiri dan CEO Perusahaan komputer raksasa DELL yang memproduksi PC (Personal Computer) dan Note book yang
terbesar didunia dan perusahaan yang dibangun 19 tahun yang lalu dan mampu mengalahkan perusahaan raksasa lainnya seperti
HP dan Compaq yang telah berumur lebih dari 50 tahun. Diusia 29 tahun Michael Dell sudah masuk dalam daftar 100 orang
terkaya di dunia. Padahal sebelumnya di usia 19 tahun Michael Dell memulai usahanya sebagai salesman komputer dan mulai
merakit dan menjualnya di kampus dan dia pun tidak menyelesaikan studinya namun hanya dalam waktu yang relatif singkat
Dell dapat menguasai penjualan PC didunia.

Apa yang membuat Dell mampu berprestasi begitu luar biasa? Keyakinan, jawabnya. Keyakinan yang sangat kuat bahwa dia
mampu menjadi yang terbaik. Usia yang muda dan minimnya pengalaman ketika dia memulai usahanya tidak membuat dia takut
untuk bersaing dengan perusahaan sekelas HP dan IBM, bagi Dell usia muda berarti memiliki waktu yang lebih panjang untuk
mencoba dan melakukan untuk menjadi yang terbesar dan terbaik didunia dan itulah yang dinamakan KEYAKINAN.

Bagaimana dengan kita? Karena keyakinan juga dapat tercipta karena referensi atau contoh pengalaman orang lain maka anda
juga bisa mengambil atau bahkan "memodel" keyakinan dari orang-orang sukses seperti Michael Dell, Bill Gates, Michael
Jordan atau siapa saja yang anda kagumi. Belajarlah dengan mereka, belajar cara mereka menghadapi tantangan, belajar
belief system mereka dan hal lain yang anda butuhkan untuk menjadi yang terbaik karena untuk tujuan itulah manusia
dilahirkan.
Semoga artikel ini bermanfaat, Salam Outstanding!

Anda Memiliki Potensi Untuk Menjadi Yang Terbaik

Pada dasarnya setiap manusia bisa menjadi yang terbaik dari dirinya apapun latar belakangnya, status sosial maupun
ekonomi . Namun mengapa masih banyak manusia bahkan lebih dari lima puluh persen dari jumlah manusia di dunia yang tidak
merasa demikian. Lalu dimana letak kesalahannya? Apakah semua itu sudah suratan takdir alias Nasib? Seandainya benar,
apakah kita yakin kalau Tuhan menginginkan manusia yang notabene ciptaanNya yang paling sempurna ini menjadi sengsara dan
merana. Tentu saja tidak. Hal ini bisa saya buktikan dengan kelebihan-kelebihan yang dianugerahi oleh Sang Pencipta
kepada mahluk ciptaanNya yang disebut Manusia.

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara mahluk-mahluk ciptaan lainnya. Selain dikarunia dengan
bentuk tubuh yang fungsional, susunan tulang dan otot yang dapat memungkinkan untuk melakukan gerakan yang berbeda-beda,
manusia masih dikarunia sebuah otak yang super canggih yang dapat mengontrol denyut jantung kita sampai dengan 100.000
kali/hari dan mampu mengatur kinerja memompa 25 000 liter darah melalui pembuluh darah yang panjangnya kalau dihubungkan
dari ujung ke ujung panjangnya mencapai 100,000 km dan ini sama dengan panjang 2 kali bumi apabila ditarik garis lurus
mengitari garis khatulistiwa. Itupun hanya sebagian kecil dari kemampuan otak kita dan masih banyak lagi yang tidak bisa
saya uraikan. Sungguh luar biasa apa yang mampu dilakukan oleh otak kita yang beratnya hanya 1.5 kg. Semua itu pula
diatur dengan sendirinya oleh otak tanpa harus dipantau oleh si pemilik otak. Sungguh menakjubkan! Sebelum anda
melanjutkan membaca artikel ini saya ingin anda merenung sejenak untuk menyadari betapa kita memiliki potensi yang sangat
luar biasa untuk kita dayagunakan untuk keberhasilan kita.

Jadi setelah menyadari keistimewaan diatas lalu apakah masih ada alasan bagi kita untuk menyalahkan Sang Pencipta apabila
kita tidak dapat menjadi yang terbaik? Jadi apa yang menjadi penyebab bahwa manusia tidak bisa berprestasi? Ada beberapa
faktor namun ada satu faktor yang sangat dominan dan hampir dialami oleh sebagian besar orang yaitu keyakinan, atau lebih
spesifik-keyakinan akan kemampuan meraih sasarannya atau istilah lainnya Belief System. Keyakinan adalah sebuah kekuatan
yang akan mendorong anda untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan anda. Keyakinan bagaikan kompas atau peta bagi
manusia untuk menuju sasarannya. Faktor terbesar untuk menjadi yang terbaik adalah bukan terletak pada kemampuan maupun
ketrampilan yang dimiliki melainkan pada Keyakinan.
Namun Keyakinan atau Belief System adalah dapat menjadi faktor penentu keberhasilan ataupun penentu kegagalan bagi manusia.

Mari kita lihat bagaimana keyakinan dapat sangat berpengaruh pada proses tercapai atau tidaknya sebuah prestasi. Bagaimana
keyakinan itu tercipta? Keyakinan bisa tercipta dari pengalaman seseorang dan juga dari referensi atau contoh. Keyakinan
berdasarkan pengalaman tercipta ketika anda melakukan suatu kegiatan, sedangkan keyakinan yang berdasarkan referensi atau
contoh tercipta setelah anda melihat orang lain melakukannya. Misalnya anda melakukan suatu usaha ,apabila berhasil maka
hasil tersebut akan menambah keyakinan dalam diri anda bahwa anda mampu, sebaliknya kalau gagal maka hasil tadi juga akan
menambah keyakinan bahwa anda memang tidak mampu.
Dan kalau yang diambil oleh anda sebagai kesimpulan terakhir adalah ketidakmampuan maka selamanya anda tidak mampu.
Kesimpulan ini sangat berbahaya karena akan terprogram secara tak sadar di dalam otak sebagai sebuah keyakinan baru yang
negatif.

Para Achiever atau orang yang berprestasi didunia memiliki keyakinan yang sangat kuat terhadap kemampuan mereka dalam
meraih prestasi puncak dalam karir maupun kehidupan.
Salah satu contohnya adalah Michael Dell, dia adalah salah seorang dari 10 orang terkaya didunia saat ini yang hanya
berumur 39 tahun dari Amerika Serikat yang mana kekayaan pribadinya mencapai Rp 156 triliun (US$ 17 milyard), Dell adalah
seorang pendiri dan CEO Perusahaan komputer raksasa DELL yang memproduksi PC (Personal Computer) dan Note book yang
terbesar didunia dan perusahaan yang dibangun 19 tahun yang lalu dan mampu mengalahkan perusahaan raksasa lainnya seperti
HP dan Compaq yang telah berumur lebih dari 50 tahun. Diusia 29 tahun Michael Dell sudah masuk dalam daftar 100 orang
terkaya di dunia. Padahal sebelumnya di usia 19 tahun Michael Dell memulai usahanya sebagai salesman komputer dan mulai
merakit dan menjualnya di kampus dan dia pun tidak menyelesaikan studinya namun hanya dalam waktu yang relatif singkat
Dell dapat menguasai penjualan PC didunia.

Apa yang membuat Dell mampu berprestasi begitu luar biasa? Keyakinan, jawabnya. Keyakinan yang sangat kuat bahwa dia
mampu menjadi yang terbaik. Usia yang muda dan minimnya pengalaman ketika dia memulai usahanya tidak membuat dia takut
untuk bersaing dengan perusahaan sekelas HP dan IBM, bagi Dell usia muda berarti memiliki waktu yang lebih panjang untuk
mencoba dan melakukan untuk menjadi yang terbesar dan terbaik didunia dan itulah yang dinamakan KEYAKINAN.

Bagaimana dengan kita? Karena keyakinan juga dapat tercipta karena referensi atau contoh pengalaman orang lain maka anda
juga bisa mengambil atau bahkan "memodel" keyakinan dari orang-orang sukses seperti Michael Dell, Bill Gates, Michael
Jordan atau siapa saja yang anda kagumi. Belajarlah dengan mereka, belajar cara mereka menghadapi tantangan, belajar
belief system mereka dan hal lain yang anda butuhkan untuk menjadi yang terbaik karena untuk tujuan itulah manusia
dilahirkan.
Semoga artikel ini bermanfaat, Salam Outstanding!

Esensi Kehidupan Adalah Memberi

Jika kita tau siapa diri kita,darimana berasal,untuk apa hidup didunia,setelah itu mau kemana lagi melangkah/melanjutkan hidup,rasanya jika tiap diri ini sadar akan semua hal itu tak akan banyak kita temui keluh kesah dalam menjalani kehidupan ini.

Kehidupan ini sendiri adalah pemberian dari Sang Maha Pemberi. Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita pun mendapat pemberian kasih sayang dari orang tua. Bayangkan jika kita lahir tanpa ada orang yang memberi kasih sayang itu, niscaya kita tak kan ada sampai saat ini. Semua hal yang kita manfaatkan dalam hidup ini adalah pemberian(taken for granted). Apa yang diberikan itu tanpa pamrih. Tanpa mengharap balasan.
Saat ini kita telah dewasa, atau lebih dari kata dewasa itu sendiri. Sudah saatnya untuk tidak hanya menerima, tapi memberi. Memberi apa yang kita punya dan kita sanggup untuk memberikannya. Tidak perlu muluk-muluk, hal-hal yang sederhana saja. Memberikan senyuman ke orang yang berpapasan dengan kita, memberikan kasih sayang dan perhatian ke orang tua kita. Membuatkan minuman mungkin, memberikan salam saat pergi ataupun pulang, atau juga memberikan ciuman di tangan beliau.

Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi.

Banyak hal yang ingin kita capai,seperti pekerjaan,cita-cita,jodoh kita dan lain sebagainya,sebelum kita dapatkan harus ada perjuangan, yakni tenaga ,pikiran dan waktu. Ada pepatah berilah, maka kau akan menerima lebih. Hal ini bukan berarti apa yang dilakukan adalah berpamrih, mengharapkan imbalan. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang utuh. Namun sebuah negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi. Bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.

Setiap pemberian pasti ada balasannya, akan dilipat gandakan. Jika anda tidak percaya, cobalah dan lakukanlah. Lihat dan hitunglah dengan objektif. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.

Jika tiap orang sadar dan faham arti memberi ini,mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian akan memberikan lagi kepada orang lain baik itu moril atau materil. Kembali kepadanya dalam bentuk lain, sehingga seperti sebuah siklus..